Seni rupa adalah suatu bentuk kesenian yang dapat dinikmati melalui penglihatan (mata). Pada masyarakat Karo kesenian ini dapat dilihat dari ukiran-ukiran.Dari Beberapa Seni Rupa di bagi menjadi beberapa bagian:.
Seni Pahat (Ukir)
Walaupun kehidupan masyarakat Karo pada waktu dulu dalam keadaan serba sederhana, namun beberapa orang �Pande tukang� (sebutan bagi orang yang ahli membuat bangunan Karo) mampu menyumbangkan karya-karyanya. Beberapa dari karya itu umumnya dimulai dengan sederhana dan dengan maksud untuk menolak bala, menangkal roh jahat, dan sebagai media yang kemudian dipercaya memiliki kemampuan pengobatan. Kemudian dalam perkembangannya dari waktu ke waktu, kebiasaan membuat ukiran tersebut tidak lagi dipandang dari segi kekuatan daya penangkalnya (mistis) saja. Tetapi lukisan itu telah dipandang sebagai sesuatu yang memiliki nilai keindahan sehingga kemudian dikembangkan sebagai sebuah karya seni. Secara garis besar ada empat tempat dimana karya seni ini biasa ditempatkan, antara lain:
- Pada bangunan tradisional Karo seperti rumah adat, jambur, geriken, dan gereta guro-guro aron,
- Pada benda-benda pecah-belah seperti gantang beru-beru, cimba lau, abal-abal, busan, petak, tagan, kampil, dan alat kesenian, dan
- Pada pakaian adat Karo seperti pada uis kapal, uis nipes, dan baju, serta
- Ukiran pada berbagai benda perhiasan seperti gelang, cincin, kalung, pisau, ikat pinggang, dan lain sebagainya.
Di bawah ini gambar ukiran masyarakat Karo;
Ampik-ampik Alas (Indung Bayu-bayu) | |||
Anyaman pada Gapura Makam Pahlawan Kabanjahe | Tapak Raja Sulaiman | ||
Bindu Matagah | |||
Bindu Matoguh | Lukisan Suki | ||
Bila dilihat dari bentuk dan nama ukiran Karo tersebut , beberapa di antaranya tercipta atas dorongan dan pengaruh lingkungan alam, manusia, binatang, dan tumbuh-tumbuhan. Selain ornmen-ornamen di atas masih terdapat beberapa ornamen lain di antaranya adalah: Tupak salah silima-lima, Tupak salah sipitu-pitu, Desa siwaluh, Panai, Bindu metagah, Bindu matoguh, Tapak raja Sulaiman, Pantil manggus, Indung-indung simata, Tulak paku petundal, Lipan nangkih tongkeh, Kite-kite perkis, Tutup dadu/cimba lau, Cenkili kambing, Ipen-ipen, Lukisan suki, Pucuk merbung bunga bincole, Surat buta, Pengretret, Bendi-bendi (pengalo-ngalo), Embun sikawiten, Pucuk tenggiang, Litab-litab Lembu, Lukisan tonggal, Keret-keret ketadu, Taruk-taruk, Kidu-kidu, Lukisan pendamaiken, Bulang binara, Tanduk kerbau payung, Bunga gundur, Raja Sulaiman, Bunga lawang, Tudung teger, Lukisan umang, Lukisan para-para (gundur mangalata), Embun sikawiten II, Tulak paku, Lukisan kurung tendi, Osar-osar, Ukiren sisik kaperas, Galumbang sitepuken, Ukiren kaba-kaba, Likisen tagan, dan masih banyak lagi jenis ornamen yang lain.
Selanjutnya klik disini untuk seni tenun (Mbayu)
Terkain:
إرسال تعليق